Jakarta – Pemerintah Indonesia menyambut positif pengumuman tarif impor terbaru dari Amerika Serikat terhadap produk asal Indonesia. Presiden AS Donald Trump menetapkan tarif baru sebesar 19%, turun signifikan dari sebelumnya yang mencapai 32%.
Tarif ini lebih rendah dibandingkan yang diterapkan untuk negara tetangga seperti Vietnam (20%) dan Filipina (20%), bahkan jauh di bawah Malaysia (25%) dan Thailand (36%). Sementara itu, AS akan tetap bebas tarif dalam mengekspor produknya ke Indonesia, sesuai kesepakatan dagang bilateral terbaru.
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menilai kesepakatan ini sebagai tonggak baru dalam hubungan dagang antara kedua negara. Dalam pernyataannya, Prabowo menyebut bahwa dirinya dan Presiden Trump sepakat untuk memasuki era baru hubungan perdagangan yang saling menguntungkan.
“Kami sepakat untuk membawa hubungan perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat ke era baru yang saling menguntungkan bagi kedua negara kita yang besar,” tegasnya.
Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia, Fakhrul Fulvian, menilai keputusan ini sebagai deal strategis yang sangat menguntungkan Indonesia. Ia menyoroti selisih tarif yang lebih rendah dibandingkan negara-negara tetangga sebagai peluang emas untuk menarik arus investasi baru ke Indonesia.
“Dengan adanya tarif yang lebih rendah, seharusnya akan ada potensi investasi yang masuk ke Indonesia sebesar US$ 200–300 juta dalam satu hingga dua tahun ke depan. Ini menjadi momentum untuk mendorong pengembangan kawasan industri (industrial estate),” ungkap Fakhrul.
Fakhrul menegaskan kesepakatan ini juga mencakup rencana pembelian 50 unit pesawat Boeing oleh Indonesia, serta produk-produk pertanian dan energi asal AS. Tidak kalah penting, peran strategis Indonesia dalam mineral tanah jarang, tembaga, dan sumber daya alam kritikal lainnya turut diakui dalam perjanjian tersebut.
“Posisi kita dalam mineral tanah jarang, tembaga dan mineral lainnya menunjukkan posisi tawar Indonesia dimana. Sumber-sumber inilah yang nantinya akan menjadi posisi tawar di masa yang akan datang. Yang lebih penting dari sekadar tarif adalah pengakuan terhadap posisi tawar Indonesia dalam rantai pasok global,” ujarnya.
Dukungan terhadap langkah pemerintah juga datang dari parlemen. Anggota Komisi XI DPR RI, Puteri Komarudin, mengapresiasi pendekatan negosiasi yang diambil Presiden Prabowo. Bagi Indonesia masih terbuka ruang untuk memperluas kerja sama yang saling menguntungkan dengan AS, apalagi setelah adanya sejumlah nota kesepahaman antara perusahaan Indonesia dan mitra bisnis di sektor energi dan pertanian dari Amerika.
“Pemerintah kita sudah sangat all-out. Langkah ini membantu menutup defisit neraca perdagangan yang selama ini menjadi sorotan Presiden Trump,” jelasnya.
Dengan kesepakatan strategis ini, Indonesia kini berada dalam posisi yang lebih kompetitif di tengah dinamika ekonomi global. Pemerintah pun diharapkan mampu mengoptimalkan momentum ini untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat industri dan investasi di kawasan Asia Tenggara.