Jakarta — Pemerintah menegaskan komitmennya untuk membangun ekosistem pendidikan yang tidak hanya mencerdaskan, tetapi juga membentuk karakter dan kedewasaan siswa melalui Program Sekolah Rakyat. Program ini dirancang sebagai sekolah unggulan yang memadukan pendekatan akademik, pembinaan karakter, serta pendampingan intensif oleh para wali asuh dan wali asrama.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menekankan keberhasilan Sekolah Rakyat tidak hanya terletak pada sistem dan sarana yang tersedia, tetapi terutama pada peran manusia yang terlibat di dalamnya. Menurutnya operator Dapodik, wali asuh, dan wali asrama sebagai pilar utama yang memastikan setiap siswa mendapatkan perhatian, kasih sayang, dan bimbingan yang tepat.
“Di tangan mereka lah anak-anak ini akan merasa dicintai, dipeluk, dan dibimbing,” ujar Gus Ipul.
Ditambahkannya, wali asuh dan wali asrama tidak hanya mengawasi aktivitas sehari-hari siswa, tetapi menjadi figur kunci yang membentuk karakter dan kedisiplinan mereka. Mereka berperan sebagai pendengar yang sabar, penasihat yang bijak, dan teladan nyata dalam kehidupan siswa.
“Tanpa wali asrama dan wali asuh, sistem boarding hanya menjadi penginapan, bukan ekosistem pendidikan. Wali lah yang menunjukkan roh asrama yang memberi rasa rumah pada setiap kamar, rasa keluarga pada setiap aktivitas,” tegas Gus Ipul.
Sementara itu, Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono menegaskan bahwa Sekolah Rakyat bukan sekolah kelas dua sebagaimana anggapan sebagian orang. Justru, pemerintah memberi perhatian besar terhadap pembangunannya, mulai dari infrastruktur, kurikulum, hingga rekruitmen SDM pendukung.
“Sekolah Rakyat ini adalah sekolah unggulan. Kami tidak hanya mengutamakan pendidikan kolektif, tetapi juga melakukan asesmen bakat setiap siswa,” kata Agus Jabo.
Kurikulum yang digunakan Sekolah Rakyat disusun khusus oleh Kemendikdasmen dengan pendekatan Multi Entry-Multi Exit serta individual approach. Sistem ini memungkinkan siswa masuk kapan saja dan belajar berdasarkan capaian masing-masing, bukan semata mengikuti kalender ajaran yang sama seperti sekolah pada umumnya.
Setiap siswa juga menjalani DNA talent mapping untuk memetakan potensi dan bakatnya secara mendalam. Hasil pemetaan tersebut menjadi dasar pengembangan karakter, keterampilan, dan kecerdasan siswa selama proses belajar.
“Perintah Presiden jelas, anak-anak ini tidak hanya harus cerdas, tetapi juga berkarakter dan memiliki keterampilan,” tegas Agus Jabo.
Melalui kombinasi pendampingan personal, pembinaan karakter, dan kurikulum adaptif, Program Sekolah Rakyat diharapkan mampu mencetak generasi muda yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga matang secara mental, emosional, dan sosial. Pemerintah optimis, Sekolah Rakyat akan menjadi model pendidikan masa depan yang melahirkan generasi tangguh dan berdaya saing.



















