Jakarta – Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, menegaskan bahwa stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang mencapai 3,8 juta ton di gudang Bulog menunjukkan bahwa Indonesia berada pada jalur yang benar menuju swasembada pangan tahun 2025.
Menurut Rizal, jumlah cadangan tersebut memastikan bahwa Indonesia tidak lagi memerlukan impor beras.
Hal ini selaras dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menegaskan bahwa impor tidak diperlukan karena produksi dalam negeri diyakini mampu memenuhi kebutuhan nasional.
“Jadi, masyarakat tidak perlu bimbang dan ragu bahwa stok beras kita mencukupi dan tidak perlu adanya lagi impor-impor dari manapun. Karena petani-petani Indonesia semakin tahun ke depan semakin hebat dan semakin maju teknologinya sehingga hasil produksinya sangat meningkat,” ujarnya.
Rizal menambahkan bahwa selain stok CBP yang kuat, produksi nasional diprediksi mencapai 34 juta ton pada tahun ini. Jumlah tersebut meningkat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
Ia menegaskan bahwa tren positif ini merupakan indikator nyata bahwa Indonesia benar-benar memasuki fase swasembada pangan.
“Sudah kita ketahui bersama bahwa Bapak Presiden Republik Indonesia telah menyampaikan Indonesia swasembada pangan di berbagai event-event internasional di PBB, di KTT G20, bahkan di event-event kegiatan pertemuan-pertemuan tingkat tinggi internasional. Nah ini menunjukkan bahwa Indonesia sudah swasembada pangan,” kata Rizal.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menjelaskan bahwa potensi produksi yang melonjak ini menunjukkan adanya perbaikan serius dalam sektor pertanian, baik dari sisi teknologi, distribusi pupuk, hingga perbaikan sistem irigasi.
“Potensi produksi beras sepanjang Januari hingga Desember tahun 2025 diperkirakan akan mencapai 34,77 juta ton atau mengalami peningkatan sebesar 4,15 juta ton atau 13,54% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2024,” ujar Pudji.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman sebelumnya juga telah melaporkan kepada Presiden Prabowo bahwa Indonesia akan mencapai swasembada pangan pada akhir Desember 2025. Ia menegaskan bahwa target tersebut justru tercapai lebih cepat dari rencana awal.
“Insyaallah tanggal 31 Desember jam 12.00 kalau tidak arah melintang, Indonesia swasembada pangan,” kata Amran.
Menurutnya, lonjakan produksi ini terjadi karena sejumlah perbaikan, termasuk distribusi pupuk tepat sasaran, perbaikan irigasi, penyediaan alat mesin pertanian (alsintan), perbaikan regulasi, serta percepatan cetak sawah baru di berbagai daerah. Hasilnya terlihat nyata dalam capaian produksi beras tertinggi sepanjang sejarah.
Ketersediaan cadangan beras yang besar, peningkatan signifikan produksi padi, serta kebijakan pemerintah yang konsisten memperkuat sektor pangan kini menjadi bukti konkret bahwa Indonesia benar-benar menuju swasembada pangan 2025.
Pemerintah juga menegaskan komitmennya untuk menjaga stabilitas produksi guna memastikan ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan.

















